Jakarta (06/6/08) | Pusat pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh Muslimat NU kini semakin bertambah dengan diresmikannya klinik untuk Hemodialisis atau lebih dikenal masyarakat sebagai klinik untuk cuci darah. Mantan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid secara resmi meresmikan Klinik Cipta Husada yang tanahnya merupakan wakaf dari Saifuddin Zuhri, Menteri Agama era Soekarno. Klinik yang baru diresmikan tanggal 29 Mei lalu ini dikelola bersama antara Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU (YPTNU) dengan PT Masa Cipta Husada.
Ketua YPTNU Farida Salahuddin Wahid menjelaskan, klinik ini sebelumnya merupakan klinik bersalin. Dulu, klinik ini banyak dimanfaatkan untuk menolong ibu-ibu yang akan melahirkan anaknya. Belakangan ini, warga yang tinggal di sekitar klinik ini sudah tidak berusia produktif lagi, maka jumlah pasien semakin menurun. Untuk lebih memproduktifkan fungsi, diputuskan alih fungsi klinik dari klinik bersalin menjadi klinik hemodialisis.
Farida menjelaskan, alih fungsi klinik yang terletak di Jalan Hang Tuah I No. 12 Kebayoran Baru Jakarta Selatan ini memerlukan biaya yang sangat tinggi, karena alat-alat yang digunakan berharga sangat mahal. Akhirnya dicarilah investor dan merasa cocok dengan PT Masa Cipta Husada.
“Kita menyediakan gedung dan tanahnya sedangkan mereka menyediakan alat-alatnya,” katanya.
Jumlah penderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Diperkirakan 104.000 penderita PGK stadium 5 memerlukan transplantasi ginjal dan henodialisa.
“Saat ini, di wilayah DKI Jakarta, kebutuhan akan mesin hemodialisa boleh dikata masih sangat kurang, karena itu Muslimat NU terdorong untuk membuka pelayanan dialisis,” paparnya.
Klinik ini juga sudah memenuhi ketentuan dari Departemen Kesehatan dan syarat-syarat pendirian hemodialisis yang disarankan oleh Persatuan Nefrologi Indonesia. Ditunjuk sebagai konsultan nephrology Dr Winarni Hudoro yang didukung para perawat hemodialisis senior dan bersertifikat dari RS Cipto Mangunkusumo dan RS Cikini.
Klinik ini memiliki 7 mesin model terbaru dengan merek Gambro yang memiliki kualitas tinggi. Pasien dilayani pada hari Senin-Sabtu dengan dua shift ditambah unit rawat jalan dengan pelayanan yang korelatif terhadap terjadinya PGK, dilayani dokter spesialis penyakit dalam, konsultan ginjal dan hipertensi serta konsultan diabetes. Untuk sekali datang, setiap pasien dikenakan biaya sekitar 550-650 ribu per kedatangan.
Di masa mendatang, rencananya akan dibuka unit penunjang yang dapat meningkatkan pelayanan terhadap PGK yaitu laboratorium dan unit apotik. Sementara klinik bersalinnya dipindahkan ke daerah Pondok Cabe Ciputat. Di seluruh Indonesia, Muslimat NU memiliki 57 klinik.
“Kita berusaha memberikan layanan yang bermutu, aman dan nyaman, dan bagi yang memiliki kartu anggota Muslimat NU, kita memberikan diskon,” paparnya. (mkf/nu)