SOLO - Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Solo masa bakti 2017-2020 resmi dilantik, Selasa (27/2/2018). Mereka dilantik oleh Sekretaris BWI Ja
SOLO – Pengurus Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Solo masa bakti 2017-2020 resmi dilantik, Selasa (27/2/2018). Mereka dilantik oleh Sekretaris BWI Jateng Mohammad Saidun.
Usai pelantikan, Saidun membeberkan beberapa tantangan yang akan dihadapi para pengurus.
“Ini masalah yang secara umum dihadapi oleh BWI, ini saya sampaikan disini agar bisa bersama-sama menghadapi hal tersebut,” kata Saidun, Selasa (27/2/2018).
Ia menyatakan wakaf di Indonesia masih belum dimanfaatkan secara optimal jika dibandingkan dengan pengelolaan wakaf di luar negeri.
“Di Al Azhar misalnya, itu wakaf yang sudah berkembang sedemikian pula yang berimbas pada kesejahteraan umat,” kata dia.
Kemudian, lanjutnya, banyak wakaf di Indonesia yang belum terdata secara resmi.
“Dulu orang tuanya sudah mewakafkan tanah, tapi belum terdata ke BWI ke BPN, setelah di meninggal dunia, anaknya masih mengklaim dan bahkan menjual tanah itu,” jelasnya.
“Hal-hal seperti itu yang membikin wakaf tak produktif, karena konflik juga,” katanya.
Masalah yang lain adalah penggunaan wakaf yang hanya digunakan sebagai tempat ibadah.
“40 % di Jateng, wakaf digunakan untuk tempat ibadah, “ujarnya.
Dan yang terakhir, pihaknya berharap pengelola wakaf bisa dikelola secara modern. (*)
Sumber: Tribun Solo
COMMENTS