Bahas Pengembangan Wakaf, BWI Bertemu Menteri Agama

Bahas Pengembangan Wakaf, BWI Bertemu Menteri Agama

JAKARTA--Memasuki tahun 2015, Badan Wakaf Indonesia (BWI) langsung tancap gas. Setelah merumuskan program kerja 2015, Ketua Badan Pelaksana BWI Maftu

Menag Himbau Setiap Karyawan Harus Wakaf Uang
Sukuk Linked Wakaf dan Kesehatan (2-habis)
Menag Minta Dirjen Bimas Islam Pelajari Wakaf


JAKARTA–Memasuki tahun 2015, Badan Wakaf Indonesia (BWI) langsung tancap gas. Setelah merumuskan program kerja 2015, Ketua Badan Pelaksana BWI Maftuh Basyuni menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Selasa (20/1/2015) siang, di ruang kerjanya, di kantor Kementerian Agama, Jakarta.

 

Dalam pertemuan itu Maftuh dan Lukman membahas antara lain sinergi program di antara dua lembaga dan rencana pengembangan wakaf produktif di Semarang, Demak, dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. Selain itu, Maftuh juga memperkenalkan kepengurusan BWI yang baru, periode 2014 – 2017. Ia berharap BWI, sebagai lembaga negara independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Wakaf, bisa bekerja sama dengan baik dengan Kementerian Agama, khususnya Direktorat Pemberdayaan Wakaf.


Maftuh Basyuni didampingi sejumlah pengurus BWI, yaitu Wakil Ketua Slamet Riyanto, Sekretaris Nursamad Kamba, dan Divisi Pengelolaan Jurist Efrida Robbyantono. Sementara, Lukman Hakim Saifuddin ditemani oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Profesor Mahasin dan Direktur Pemberdayaan Wakaf Muhammad Hamka.


Menteri Lukman menyambut baik kunjungan BWI. Menurut keterangan Nursamad, Menteri Agama mendukung langkah BWI untuk memajukan perwakafan di Indonesia.


Mengenai program pengembangan wakaf produktif di Semarang, BWI akan bekerja sama dengan nazhir tanah wakaf Bondo Masjid. “(Tanah wakaf itu) akan dijadikan pasar tradisional atau proyek wakaf lainnya, sesuai dengan hasil studi kelayakan,” jelas Nursamad.


Sebagai bukti atas keseriusan BWI mengembangkan proyek wakaf Bondo Masjid, BWI sudah bertemu dengan nazhir tanah wakaf tersebut pada Jumat (16/1/2015) di Semarang. Bahkan pada Rabu (21/1/2015) ini, pihak nazhir dijadwalkan akan berkunjung ke BWI guna membahas kelanjutan proyek tersebut.


Baca juga: BWI Gagas Proyek Wakaf Pasar Tradisional


Penulis: Nurkaib


JAKARTA–Memasuki tahun 2015, Badan Wakaf Indonesia (BWI) langsung tancap gas. Setelah merumuskan program kerja 2015, Ketua Badan Pelaksana BWI Maftuh Basyuni menemui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Selasa (20/1/2015) siang, di ruang kerjanya, di kantor Kementerian Agama, Jakarta.


Dalam pertemuan itu Maftuh dan Lukman membahas antara lain sinergi program di antara dua lembaga dan rencana pengembangan wakaf produktif di Semarang, Demak, dan beberapa tempat lainnya di Indonesia. Selain itu, Maftuh juga memperkenalkan kepengurusan BWI yang baru, periode 2014 – 2017. Ia berharap BWI, sebagai lembaga negara independen yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Wakaf, bisa bekerja sama dengan baik dengan Kementerian Agama, khususnya Direktorat Pemberdayaan Wakaf.


Maftuh Basyuni didampingi sejumlah pengurus BWI, yaitu Wakil Ketua Slamet Riyanto, Sekretaris Nursamad Kamba, dan Divisi Pengelolaan Jurist Efrida Robbyantono. Sementara, Lukman Hakim Saifuddin ditemani oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Profesor Mahasin dan Direktur Pemberdayaan Wakaf Muhammad Hamka.


Menteri Lukman menyambut baik kunjungan BWI. Menurut keterangan Nursamad, Menteri Agama mendukung langkah BWI untuk memajukan perwakafan di Indonesia.


Mengenai program pengembangan wakaf produktif di Semarang, BWI akan bekerja sama dengan nazhir tanah wakaf Bondo Masjid. “(Tanah wakaf itu) akan dijadikan pasar tradisional atau proyek wakaf lainnya, sesuai dengan hasil studi kelayakan,” jelas Nursamad.


Sebagai bukti atas keseriusan BWI mengembangkan proyek wakaf Bondo Masjid, BWI sudah bertemu dengan nazhir tanah wakaf tersebut pada Jumat (16/1/2015) di Semarang. Bahkan pada Rabu (21/1/2015) ini, pihak nazhir dijadwalkan akan berkunjung ke BWI guna membahas kelanjutan proyek tersebut.


Baca juga: BWI Gagas Proyek Wakaf Pasar Tradisional


Penulis: Nurkaib

COMMENTS

WORDPRESS: 0
DISQUS: